SCMA Membidik Pertumbuhan 11% Unknown Kamis, 19 Mei 2016


JAKARTA. PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) memasang target pertumbuhan pendapatan 10%-11% tahun ini. Salah satu pendongkrak pendapatan iklan itu adalah perayaan Ramadan.
Sutanto Hartono, Direktur Utama SCMA, mengatakan, pendapatan iklan pada bulan Ramadan selalu meningkat. Tapi, tahun lalu ada anomali yang terjadi, akibat lesunya perekonomian dan melesatnya kurs dollar Amerika Serikat, sehingga beberapa perusahaan cenderung menahan belanja iklan.
Kendati total belanja iklan free to air turun 5% tahun lalu, Sctv dan Indosiar yang merupakan media televisi milik SCMA mampu bertumbuh secara konsolidasi 4,7%. Tahun inipun selama Januari hingga Mei terlihat, kondisinya jauh lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu.
Sutanto optimistis, target pertumbuhan double digit akan tercapai pada akhir tahun. "Animo untuk Ramadhan nanti juga akan lebih kuat dibandingkan Ramadhan tahun lalu," ujar Sutanto usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Rabu (18/5).
Tidak seperti tahun lalu yang belanja iklan didominasi oleh e-commerce, tahun ini sektor konsumer mulai menambah belanja iklan. Kondisi perekonomian dan kurs cenderung lebih stabil ketimbang tahun lalu.
Selain itu, ada optimisme dari sektor konsumer untuk tumbuh pada tahun ini. "Kami ingin tumbuh di atas rata-rata industri, supaya pangsa pasar kami bisa lebih meningkat lagi," lanjutnya.
Untuk mencapai pertumbuhan dua digit, SCMA menganggarkan belanja modal antara Rp 250 miliar hingga Rp 300 miliar. Di empat bulan pertama ini, SCMA baru menyerap Rp 25 miliar hingga Rp 30 miliar belanja modal. Sutanto bilang, saat ini belum semua proyek berjalan dan masih membutuhkan pendanaan.
RUPST SCMA kemarin menyetujui pembagian dividen sebesar 80% dari laba tahun buku 2015. Dengan laba Rp 1,54 triliun, SCMA akan membagi Rp 1,23 triliun sebagai dividen atau setara Rp 83 per saham. Emiten media ini membayar dividen  interim Rp 55 per saham pada 22 Desember 2015. Sedangkan dividen final Rp 28 per saham.
Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri, mengatakan, pendapatan emiten media pada bulan Ramadan akan cenderung meningkat, sejalan dengan semakin ekspansi emiten di sektor konsumer. "Momentum puasa tentu akan menggenjot secara signifikan pendapatan SCMA," kata Hans.
Kinerja SCMA baru akan terlihat meningkat signifikan pada semester kedua. "Iklan memang sudah membaik sehingga kinerja SCMA relatif membaik, tapi ada sedikit masalah untuk SCMA. Pangsa pasar per April lalu, itu disusul ANTV atau Grup VIVA. Sctv turun hanya 11,1%, sedang RCTI masih naik 10,9% dan ANTV di 15%," lanjutnya.
Hans bilang, target pertumbuhan pendapatan SCMA tahun ini terbilang realistis, di tengah perbaikan kondisi perekonomian Indonesia.
William Surya Wijaya, Analis Asjaya Indosurya, mengatakan, bahwa belanja iklan korporasi cenderung meningkat. Tapi masih ada ancaman lain bagi emiten media dalam meraup untung.
Kehadiran iklan di sosial media dan internet bisa menggerus pendapatan emiten media televisi. Apalagi beberapa konten di internet dan sosial media menawarkan harga yang lebih murah atau bahkan gratis.
Kendati demikian, dirinya melihat bahwa televisi lebih efektif untuk menjadi sarana iklan. "Target SCMA tahun ini diharapkan bisa sama dengan tahun lalu, apalagi ada ramadhan, natal, dan tahun baru. Kalau dibilang itu mereka cukup menarik tapi tantangannya cukup banyak dari sosmed," ujarnya.
William menduga, SCMA akan menggenjot belanja modal pada semester II tahun ini seiring dengan realisasi rencana ekspansi. "SCMA lebih cermat untuk menggunakan capex tahun ini," jelas William.      

Sumber: Kontan
Tags: