Sentul City Siap Investasi Rp 3 Triliun Unknown Selasa, 29 September 2015


PT Sentul City Tbk (BKSL) akan memulai pembangunan kawasan superbok di atas lahan delapan hektare (ha) dengan investasi Rp 3 triliun pada bulan depan.

“Kami siapkan investasi tersendiri di luar belanja modal (capital expenditure/capex) tahun ini maupun tahun mendatang,” ujar Vice President Director Sentul City Andrian Budi Utama kepada Investor Daily, baru-baru ini.

Dia mengatakan, investasi tersebut akan terserap dalam multiyears hingga 2,5 tahun mendaatang. Adapun sumber pendanaannya kemungkinan mengandalkan pinjaman bank tahun depan. “Tahun ini, kami masih andalkan dari kas internal belum ada plan untuk fund raising. Besarannya berapa juga sedang kami hitung,” papar dia.

Superblok tersebut terdiri atas pusat perbelanjaan (mal), hotel bintang lima, empat menara apartemen, serta gedung perkantoran. Pembangunan fisik seluruhnya akan dilakukan serempak. “Tapi nanti yang beroperasi duluan mal, hotel, apartemen, baru terakhir office tower. Beda berapa bulan saja paling hanya masalah timing,” kata dia.

Perseroan juga akan menggandeng mitra sebagai operator atau pengelola properti tersebut. Operator mal diserahkan kepada mitra asal Jepang, PT AEON Mall Indonesia. Keduanya, telah meneken perjanjian pada 20 September lalu. AEON Mall Sentul City dijadwalkan dibuka untuk publik pada 2018. Luas areal direncanakan mencapai 200.000 – 300.000 meter persegi. Mal itu disebut-sebut menelan investasi sekitar Rp 1,4 triliun. Namun demikian perseroan belum menunjuk operator hotel, apartemen, serta gedung perkantoran. Penunjukan dilaksanakan setelah dimulai pembangunan.

Adrian menjelaskan, superblok tersebut diharapkan menggenjot pendapatan berulang (recurring income) hingga 25 persen dalam kurun waktu lima tahun ke depan. Bandingkan dengan posisi sekarang sekitar 15 persen terhadap total pendapatan.

Terkait belanja modal tahun ini, Andrian mengatakan, perseroan mengalokasikan senilai Rp 600 miliar. Adapun, serapan hingga akhir September mencapai 65 persen atau sekitar Rp 390 miliar. Rendahnya serapan belanja modal itu dipicu perlambatan ekonomi nasional.

Hingga Maret 2015, perseroan membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 157,34 miliar atau naik 27,06 persen dari periode sama 2014 sebesar Rp 123,83 miliar. Kendati demikian, rugi bersih perseroan kian membengkak menjadi Rp 9,99 miliar dari 4,3 miliar pada periode Januari – Maret 2015.

Lebih jauh, Andrian membeberkan, perseroan sedang berdiskusi dengan Hero Group yang menaungi PT Hero Supermarket Tbk (HERO) terkait keinginan untuk membangun gerai kedua IKEA. “IKEA lebih ke big box bukan mal. Sampai saat ini masih terus berbicara antara kedua belah pihak. Belum ada detail rinci," tukas dia.

General Manager IKEA Indonesia Mark Maggie sebelumnya menegaskan, perseroan belum memutuskan target lokasi ekspansi. Menurut dia, perseroan akan terlebih dahulu mengevaluasi performa gerai IKEA pertama pascasatu tahun peluncuran yakni 15 Oktober 2015. "Kami masih akan mengevaluasi kondisi pasar. Belum ada keputusan yang diambil terkait ekspansi gerai IKEA yang kedua," ujar dia.

Direktur Hero Supermarket Arief Istanto di Jakarta mengatakan, pihaknya masih terus mereview kedua lokasi tersebut. "Harapannya bisa segera akuisisi tahun ini. Supaya, tahun depan langsung bangun. Karena kan mengurus perizinan itu semuanya juga butuh waktu," kata dia.

Adapun, terkait luasan lahan, Arief menjelaskan tidak akan berbeda jauh dengan luas gerai pertama. Luas areal diproyeksikan mencapai lima ha.

Sumber: Berita Satu
Tags: