ABMA, IPO terbesar kedua tahun ini Unknown Kamis, 18 Agustus 2016


JAKARTA. PT Anugerah Berkah Madani Tbk atawa ABMA Land membidik dana Penawaran Saham Perdana alias initial public offering (IPO) mencapai Rp 2,6 triliun - Rp 4,1 triliun. Dengan begitu, ini akan menjadi aksi IPO terbesar kedua tahun ini setelah PT Waskita Beton Precast (WBP).
Rencananya, perusahaan properti ini menerbitkan sebanyak-banyaknya 3,33 miliar saham baru ke publik dengan nominal Rp 100 per saham. Jumlah tersebut mewakili sebanyak-banyaknya 25% dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO. Harga saham perdana tersebut ditawarkan di kisaran Rp 800 sampai Rp 1.250.
Direktur Utama ABMA Musyanif menjelaskan, keinginan melantai di kuartal III dilakukan memanfaatkan momentum UU Pengampunan Pajak alias tax amnesty. "Ini kesempatan baik sekali, timing pas sekali, karena Brexit dan tax amnesty, jadi banyak uang asing masuk ke sini," katanya, Selasa (15/8).
Perusahaan enggan melakukan roadshow ke luar negeri. Mengingat potensi di dalam negeri masih sangat besar. Karena itu, Musyanif optimistis dana hasil IPO bisa mencapai Rp 3 triliun.
Artinya, ABMA Land berharap minimal harga IPO sebesar Rp 900 per saham. Mayoritas dana hasil IPO akan digunakan untuk ekspansi. Sekitar 75% untuk pembelian beberapa bidang lahan di Jabodetabek dan/atau Cilegon dan/atau Surabaya. Kemudian sekitar 12,5% akan digunakan untuk pengembangan berbagai proyek Grup ABMA yang sedang berjalan.
Nah, sisa 12,5% untuk pelunasan sebagian pinjaman sindikasi kepada Bank ICBC dan Bank Mayapada. Melalui penawasan saham perdana ini, perusahaan yakin, tahun depan bisa mencetak laba sekitar Rp 1,2 triliun.
"Itu PER 10 kali tahun 2017," jelas Musyanif. Asal tahu saja, ABMA menargetkan pencapaian laba bersih tahun 2016 sebanyak Rp 442 miliar. Target ini tumbuh 962,5% dibandingkan laba bersih tahun 2015 yang tercatat hanya sebesar Rp 41,6 miliar.
Direktur Keuangan ABMA Land Laksmi Dyah Anggraini menjelaskan, keyakinan pertumbuhan properti seiring dengan pendapatan perusahaan yang juga melejit. "Tahun ini kami menargetkan pendapatan sekitar Rp 1,2 triliun. Padahal di tahun lalu pendapatan kami Rp 359,1 miliar," katanya.
Untuk itu, ABMA bakal terus mengembangkan proyek di kawasan-kawasan baru. Kini perusahaan yang bergerak di sektor properti ini tengah menggarap di delapan wilayah, yakni Surabaya, Solo, Makassar, Cilegon, Cipulir, Jakarta Utara dan lain-lain.
Paling tidak perusahaan akan menambah dua titik baru untuk pengembangan proyek, sehingga di tahun 2020, sudah ada 18 titik. Perusahaan memilih tetap fokus mengembangkan proyek mixed use high rise. 

Sumber: Kontan 
Tags: