Utang Luar Negeri RI US$ 316 M, Gubernur BI: Masih Aman Unknown Rabu, 18 Mei 2016


Jakarta -Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir triwulan I-2016 tercatat US$ 316,0 miliar, atau tumbuh 5,7% (yoy). Relatif stabil dibandingkan dengan pertumbuhan ULN pada akhir triwulan IV-2015.

Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo, menilai nominal utang tersebut masih dalam batas aman. Namun tetap harus menjadi perhatian.

"Saya secara umum utang luar negeri Indonesia dalam kondisi yang aman, dan itu terlihat dari walaupun jumlahnya swasta itu lebih besar dari pemerintah," ujarnya, di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Rabu (18/5/2016).

ULN berjangka panjang pada akhir triwulan I-2016 mencapai US$ 277,9 miliar (87,9% dari total ULN), atau naik 7,9% (yoy). Lebih lambat dari pertumbuhan triwulan IV-2015 yang sebesar 9,2% (yoy).

Di sisi lain, ULN berjangka pendek pada akhir triwulan I-2016 tercatat sebesar US$ 38,1 miliar atau turun 8,4% (yoy), lebih lambat dibandingkan dengan penurunan pertumbuhan triwulan IV-2015 yang sebesar 13,7% (yoy).

"Kalau mau dilihat yang sensitif itu total utang swasta yang jangka pendek, yang diberikan oleh non-afiliasi. Nah total utang swasta yang jangka pendek, non-afiliasi itu totalnya hanya 5% dari loan. Jadi secara umum terkelola dengan baik," terang Agus.

Menurut Agus, pengelolaan utang akan menjadi lebih terkendali bila adanya kerja sama dengan pihak terkait. Misalnya utang pemerintah, BUMN dan perbankan swasta melalui BI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

"Nah korporasi non-bank kita ada kehati-hatian yang dikeluarkan tahun 2014, membuat korporasi yang utang perlu melaporkan likuiditasnya, Posisi missmacth currency-nya ataupun over leverage atau tidak. Jadi jumlah yang melapor lebih baik, dan kondisi dipatuhinya minimum hedging minimum liquidity itu semakin baik," paparnya.

Sumber: Detik
Tags: