BI Turunkan Prediksi Ekonomi RI, Ini Tanggapan Pemerintah Unknown Jumat, 20 Mei 2016
Jakarta -Bank Indonesia (BI) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional tahun ini, dari 5,2%-5,6% menjadi 5%-5,4%.
Penurunan proyeksi pertumbuhan ini terjadi, kondisi ekonomi Indonesia yang melemah di kuartal I-2016, dan juga belum membaiknya sisi konsumsi dalam negeri dan perlambatan ekonomi global.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Suahasil Nazara, mengatakan penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi oleh BI masih masuk akal. Masih sejalan dengan target pertumbuhan ekonomi pemerintah 5,3% di tahun ini.
"Masih di dalam kisaran, (target) kita kan 5,3%," jelas Suahasil, saat acara 2016 Mid Year Market Outlook oleh CIti, di Hotel Shangri-La, Jakarta, Kamis (19/5/2016).
Sualhazil mengatakan, stimulus perlu diberikan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi tersebut.
"Stimulus yang paling penting belanja pemerintah dijalankan dengan secepat mungkin," jelas Suahasil.
Besaran pencairan belanja modal pada kuartal I-2016 mengalami peningkatan Rp 10 triliun, jika dibandingkan periode yang sama di 2015.
Potensi pertumbuhan ekonomi diperkirakan masih dapat tumbuh sesuai target hingga akhir 2016.
"Belanja modal di kuartal I-2016 Rp 18 triliun, bandingkan dengan kuartal I-2015 Rp 8 triliun, naik Rp 10 triliun. Jadi itu optimisme pemerintah ini spend money belanja," tutur Suahasil.
Pihaknya juga mengimbau agar pemerintah daerah (Pemda) rutin membelanjakan anggarannya, agar mampu memberikan multiplier effect. Di awal tahun, dana Pemda menumpuk di perbankan dan tidak digunakan, sehingga ekonomi tertahan.
"Daerah kita ingin minta supaya juga belanja. Makanya pemerintah mendesain transfer kalau daerah numpuk-numpuk cash lebih besar dari yang mereka butuhkan 3 bulan ke depan, transfer hak mereka tapi transfernya dalam bentuk obligasi," pungkas Suahasil.
Sumber: Detik