Laju harga batubara semakin berat Unknown Rabu, 30 September 2015


Harga batubara tumbang lagi. Perlambatan sektor industri di China meredupkan prospek permintaan bahan bakar fosil ini. Mengutip Bloomberg, Senin (28/9), harga batubara pengiriman Oktober 2015 di ICE Futures Exchange menurun 1,6% ke US$ 55,45 per metrik ton. Ini harga terendah sebulan terakhir.

Sepanjang tahun ini, harga batubara sudah tergerus 7,74% Awam kelam berarak di pasar komoditas energi, setelah China melaporkan laba korporasi sektor industri per Agustus 2015 turun 8,8% dibanding periode sama tahun sebelumnya. Ini penurunan terbesar dalam empat tahun terakhir.

Perlambatan paling tajam dialami produsen batubara, minyak dan logam. Sektor penopang pertumbuhan di China ini terpukul akibat devaluasi yuan, koreksi pasar saham dan permintaan lesu. China merupakan pengguna batubara terbesar di dunia, walhasil, pelaku pasar khawatir permintaan energi surut.

Deddy Yusuf Siregar, Research and Analyst Fortis Asia Futures, menilai, perlambatan industri Tiongkok bakal membayangi pergerakan harga batubara sepekan ini. Tren bearish harga batubara diperkuat dengan gencarnya kampanye ramah lingkungan alias penggunaan energi bersih.

Wang Xiangzheng, Ketua Asosiasi Industri Batubara China, menyatakan, batubara menyumbang sekitar 66% penggunaan energi di Negeri Tembok Besar.

Program lima tahun

Pemerintah China, mengurangi porsi tersebut menjadi 62% di tahun 2020. Saat permintaan melambat, tidak semua produsen batubara kompak memangkas volume produksi. Lihat saja, hingga 19 September lalu, produsen di Amerika Serikat (AS) menghasilkan 17,8 juta ton batubara. Angka itu lebih tinggi 2,5% daripada perkiraan sebelumnya.

Di sisi lain, sejumlah produsen batubara di China, seperti Heilongjiang Longmay Mining Group berencana mengurangi ratusan ribu karyawan. Deng Shun, analis komoditas ICIS-China, menilai, langkah pengurangan mengurangi karyawan justru memberatkan laju harga batubara ketimbang memangkas produksi.

Sikap produsen mengurangi biaya produksi diartikan sebagai upaya agar bisa menjual batubara di harga lebih rendah. Pengamat pasar komoditas Ibrahim memperkirakan, sepanjang pekan ini, harga batubara juga akan disetir data manufaktur China dan AS. Apabila hasilnya melambat, bisa semakin memperberat pergerakan harga batubara. Deddy bilang, secara teknikal, indikator mengindikasikan harga batubara cenderung turun.

Prediksinya, hingga akhir pekan ini, batubara bergerak di US$ 53,00 hingga US$ 56,10 per metrik ton. Ibrahim menduga, pekan ini, support batubara di US$ 53,90, dengan target resistance di level US$ 56,00 per metrik ton.

Sumber: Kontan
Tags: