Facebook Kembangkan Fitur Tombol ‘Like’ Unknown Kamis, 28 Januari 2016
Situs jejaring sosial terbesar di dunia, Facebook, menyampaikan kabar gembira bagi penggunanya di seluruh dunia. Dalam waktu dekat, mereka akan menambah fitur reaksi konten, yang saat ini hanya terbatas pada tombol ‘Like’.
Mark Zuckerberg, pendiri Facebook, sejak akhir tahun lalu terus menyinggung akan peluncuran fitur yang disebut Facebook Reactions ini. “Akan diluncurkan dalam beberapa pekan ke depan,” kata dia seperti dilansir dari Mashable, Rabu, 27 Januari 216 waktu setempat.
Facebook Reactions menyediakan respons yang lebih beragam ketimbang sekedar menyukai satu konten di Facebook. Bekerjasama dengan sosiolog, Zuckerberg dan kawan-kawan mengembangkan enam ragam fitur emosi.
Fitur reaksi ini sudah mulai diujicobakan di beberapa negara seperti Filipina, Kolombia, Amerika Serikat, dan Cile. Untuk mengaktifkannya, pengguna Facebook dapat menekan lama ikon panel reaksi yang berada di bawah suatu postingan, yang kemudian memunculkan enam buah ikon. Pilihan yang tersedia adalah ‘Like’, ‘Love’, ‘Haha’, ‘Wow’, ‘Sad, dan ‘Angry’. Pengguna dapat memilih reaksi yang mengekspresikan perasaan terhadap konten tersebut.
Facebook mengatakan mereka melakukan ini untuk memberi variasi bagi pengguna saat berinteraksi di jejaring sosial. Salah satu contohnya, saat seorang pengguna mengabarkan kalau peliharaannya baru meninggal, pengguna lain dapat turut mengekspresikan kesedihan lewat ikon ‘Sad’ –tak sekedar memberi ‘Like’.
Manager Produksi Facebook, Chris Cox, mengatakan timnya tak terburu-buru dalam meluncurkan fitur baru ini. “Kami sangat berhati-hati dalam mengambil langkah, berdasarkan pengalaman kami selama ini,” kata dia.
Langkah ini juga yang membuat mereka tak memasukkan fitur ‘Dislike’ –atau tak suka –dalam panel ikon baru ini. Meski permintaan atas fitur ini terus meningkat, Zuckerberg mengaku enggan untuk merealisasikannya. “Dapat menimbulkan terlalu banyak negativitas,” kata Cox menirukan bosnya.
Dengan fitur baru ini, Facebook berharap dapat mendorong penggunanya lebih bijak dalam memanfaatkan media sosial. Dengan demikian, penggunaan jejaring sosial dapat menimbulkan gerakan yang positif, bukan sebaliknya.
Sumber: Tempo