Dollar Amerika Serikat (AS) makin tangguh di hadapan mayoritas mata
uang utama dunia. Pelaku pasar tersihir pernyataan seorang pejabat The
Federal Reserves yang memberi sinyal kenaikan suku bunga akan dilakukan
tahun ini.
Mengutip Bloomberg, Rabu (5/8) pukul 18.30 WIB, pasangan
EUR/USD turun 0,10% menjadi 1,0871. Pairing AUD/USD turun 0,16% ke level
0,7368. Hanya, GBP/USD masih naik 0,41% ke level 1,5628.
Semula, kenaikan suku bunga Amerika Serikat masih menjadi teka-teki.
Namun, pejabat The Fed cabang Atlanta Dennis Lockhart menegaskan The Fed
tidak akan menahan kenaikan suku bunga bulan depan, jika tidak ada data
yang negatif.
Senior Research and Analyst Monex Investindo Futures Ariston
Tjendra bilang, kurs dollar AS akan terpengaruh data yang dirilis Rabu
(5/8) malam. Di antaranya data angka pekerja sektor swasta di luar
sektor pertanian. Data ini menunjukkan penurunan penyerapan pekerja jadi
185.000, jauh di bawah prediksi sebesar 216.000.
Tapi, dari sisi EUR masih minim katalis pendukung. Yunani masih tahap
negosiasi mengenai pembayaran utang ke Bank Sentral Eropa. "Hari ini,
pairing EUR/USD masih bisa turun," proyeksi Ariston.
Analis Esandar Arthamas Berjangka Tonny Mariano menilai, perhatian
pasar fokus pada pernyataan Lockhart. Tak heran, meski Australia merilis
data ekonomi yang bagus, namun AUD tidak mampu mengungguli USD.
"Pairing AUD/USD masih rawan turun, apalagi jika pengangguran di
Australia naik," katanya.
Sementara Research and Analyst Fortis Asia Futures Sri
Wahyudi bilang, poundsterling (GBP) mampu unggul melawan USD, karena
secara teknikal GBP sudah jenuh jual. Pergerakan GBP/USD selanjutnya
akan disetir data tenaga kerja, neraca dagang dan pertumbuhan industri
non manufaktur AS. Neraca dagang AS defisit membesar jadi US$ 43,8
miliar. "Jika data mengindikasikan perlambatan, kenaikan pasangan
GBP/USD masih bisa berlanjut," katanya.
Sumber
Tags: saham online, investasi saham, trading saham online, trading saham indonesia, broker saham indonesia, broker saham online indonesia