Saham Perdana Victoria Insurance Naik 19 % Jadi Rp 125 Unknown Senin, 28 September 2015
Saham PT Victoria Insurance Tbk (VINS) pada perdagangan perdananya dibuka naik di level Rp 125 per lembar dari posisi harga penawaran perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) di level Rp 105 per lembar.
Saham VINS menyentuh level terendah di angka Rp 125 per lembar dan sempat menyentuh level tertinggi di angka Rp 150 per lembar.
Saham ini ditransaksikan sebanyak 8 kali dengan volume 2.800 lot dan nilainya mencapai Rp 35 juta.
"Ini untuk memperkuat jaringan usaha kami ke masa yang akan datang. Pada tahun yang akan datang akan memasuki masa keterbukaan dan persaingan yang lebih keras," ujar Direktur Utama VINS Loekito Saggitariono saat pencatatan saham perdana VINS di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (28/9/2015).
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama BEI Tito Sulistio menyebutkan, VINS merupakan emiten ke-517 yang tercatat di BEI.
Pencatatan saham dilakukan untuk permodalan jangka panjang. Efisiensi bisa didapatkan. Ini adalah perusahaan insurance pertama yang melantai di bursa.
"Tolong jaga keterbukaan, transparansi, dan kejujuran. Sebanyak 400 ribu investor yang telah terdaftar di BEI akan mendoakan saham ini," katanya.
Perusahaan yang bergerak dalam bidang asuransi umum ini melakukan penawaran umum perdana saham sejumlah 376.000.000 saham biasa yang merupakan saham baru yang berasal dari portepel atau sebesar 25,92% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum perdana saham dengan nilai nominal Rp 100.
Bersamaan dengan itu, perseroan juga menawarkan waran seri I sebanyak 376.000.000 yang menyertai saham biasa atau sebanyak 34,99% terhadap keseluruhan modal ditempatkan dan disetor penuh dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 110 setiap waran yang dieksekusi.
Waran seri I diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi para pemegang saham baru yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham perseroan pada tanggal penjatahan yang dikeluarkan oleh PT Adimitra Jasa Korpora sebagai biro administrasi efek dalam penawaran umum perdana saham tersebut.
Dana yang diperoleh dari hasil IPO ini setelah dikurangi biaya-biaya terkait emisi efek seluruhnya akan digunakan oleh perseroan sebagai modal kerja untuk memperkuat struktur pemodalan perseroan sehingga meningkatkan kemampuan perseroan perseroan dalam menaggung risiko sendiri yang lebih besar dan meningkatkan rasio solvabilitas atau Risk Based Capital (RBC) dalam rangka mengantisipasi pertumbuhan bisnis asuransi perseroan.
Di mana dana-dana tersebut akan ditempatkan dalam instrumen-instrumen investasi seperti deposito, obligasi, saham, dan lain-lain.
Sumber: detikFinance