Inilah untung rugi lima kelompok fraksi Unknown Selasa, 11 Agustus 2015


Kalau tak ada onak dan duri, pekan ini Bursa Efek Indonesia (BEI) akan mengajukan draf perubahan fraksi harga saham ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK). BEI berharap, regulasi baru mengenai perubahan fraksi harga bisa segera diteken.

Tito Sulistio, Direktur Utama BEI, mengatakan, dalam draf yang diajukan, fraksi harga akan berubah dari tiga kelompok menjadi lima kelompok. Meski kembali menjadi lima kelompok fraksi harga, tetap ada perbedaan di rentang harga dengan kebijakan fraksi harga yang lama.

"Kami sudah bicara kepada seluruh anggota bursa, dan 100% mereka minta fraksi harga diubah. Akan kami akomodasi kepentingan semua pihak," imbuh Tito, Senin (10/8).

Investor lokal ingin agar fraksi harga yang berlaku memungkinkan mereka meraup keuntungan maksimal setiap ada kenaikan harga. Sementara, investor asing menginginkan fraksi harga yang membuat volatilitas saham tidak terlalu tinggi.

Susy Meilina, Ketua Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI), menyambut baik jika BEI kembali memecah fraksi harga menjadi lima kelompok (lihat tabel). Sebelumnya, APEI mengajukan dua opsi perubahan fraksi harga ke BEI. Keduanya dibagi menjadi empat kelompok fraksi.

"Tapi kalau sekarang dibagi menjadi lima fraksi seperti itu, malah lebih bagus," kata Susy kepada KONTAN. Berdasarkan hasil kajian APEI, investor ritel paling banyak bertransaksi di saham-saham yang harganya di bawah Rp 2.000. Sehingga, kelompok harga di bawah Rp 2.000 lebih banyak dipecah.

Dengan fraksi yang hanya tiga golongan saat ini, nilai transaksi broker menjadi sepi, karena sulit mengail cuan. "Perubahan fraksi diharapkan bisa lebih membuat transaksi bergairah lagi," tandas Susy.

David Sutyanto, Analis First Asia Capital, mengatakan, rencana perubahan fraksi harga menjadi lima kelompok lebih positif dibandingkan fraksi harga saat ini. Meski demikian, perubahan ini tetap ada sedikit kekurangan. David menyoroti, dengan menggunakan fraksi harga dengan fraksi Rp 25 sebagai fraksi harga tertinggi, hanya positif untuk menggerakkan saham-saham likuid. Namun, dampaknya kurang bagus untuk saham-saham yang kurang likuid, misalnya saham lapis kedua.

Berdasarkan hitungan David, indeks likuid, misalnya indeks LQ45 akan positif dengan fraksi harga yang lebih kecil. Sementara saham-saham di luar indeks LQ45 cenderung merespons negatif. Hal ini disebabkan tingkat likuiditas kedua kelompok saham ini berbeda.

Untuk mengatasinya, David menyarankan pembuatan dua jenis fraksi harga, untuk saham yang likuid dan kurang likuid. Sehingga trader tetap bisa mengambil cuan dari kenaikan saham-saham lapis dua atau lapis tiga. "Ini sudah dilakukan di beberapa negara. Sehingga menguntungkan seluruh pihak, baik trader kecil ataupun besar," tandasnya.

Sumber 

Tags: saham onlineinvestasi sahamtrading saham onlinetrading saham indonesiabroker saham indonesiabroker saham online indonesia
Tags: