PGAS memangkas target volume penjualan tahun ini Unknown Selasa, 02 Agustus 2016


JAKARTA. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) menurunkan target volume penjualan gas tahun ini lantaran ada penurunan permintaan. Perusahaan pelat merah tersebut hanya menargetkan volume penjualan gas naik 2% dibandingkan tahun lalu.
Sebelumnya, PGAS menargetkan volume penjualan bisa naik 10% year on year (yoy).
Nusantara Suyono, Direktur Keuangan PGAS, mengatakan, perlambatan volume penjualan mulai terlihat sejak kuartal pertama 2016. Ini karena PGAS masih melakukan negosiasi kontrak penyediaan gas untuk kebutuhan Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Perseroan bekerja sama dengan PLN menyalurkan gas bumi ke lokasi-lokasi pembangkit PLN. Salah satunya adalah penyaluran gas ke pembangkit listrik Muara Tawar yang akan menjadi salah satu sumber kelistrikan utama di Jawa-Bali. Salah satu penurunan yang cukup besar memang dari PLN.
"Kami sedang negosiasi harga juga dengan PLN, dan volumenya memang lebih rendah dari biasanya. Sehingga kami mengantisipasi akan ada penurunan volume dari situ," jelas Nusantara di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (1/8).
Tahun lalu, PGAS menyalurkan 1.591 juta kaki kubik per hari (mmscfd) gas, yang terdiri dari volume distribusi 802 mmscfd dan volume transmisi 789 mmscfd. Menurut Nusantara, target pertumbuhan volume penjualan baru dirasa lebih realistis di tengah kondisi ekonomi saat ini.
Informasi saja, pada kuartal pertama 2016, PGAS menyalurkan 1.643 mmscfd gas, naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 1.567 mmscfd. Rinciannya, volume gas distribusi 797 mmscfd, naik tipis dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 796 mmscfd.
Volume transmisi gas bumi sebesar 846 mmscfd naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu, 771 mmscfd. Saat ini, pemerintah juga berencana membentuk holding perusahaan energi dengan menggabungkan PGAS dengan PT Pertamina. Namun, PGAS belum menjelaskan skema penggabungan usaha tersebut.
"Ini adalah kewenangan pemegang saham. Sehingga nanti akan dijelaskan oleh pemerintah. Kami akan lebih fokus pada sinergi dan peningkatan value," ujar Wahid Sutopo, Direktur PGAS.
Tahun ini, PGAS menyiapkan dana belanja modal hingga US$ 500 juta. Sebagian besar dana belanja modal tersebut dipenuhi dari kas yang masih US$ 700 juta. PGAS akan menggunakan belanja modal sebagai ekspansi dari hulu hingga ke bisnis hilir.
Dana ini juga termasuk untuk ekspansi bisnis anak usaha PGAS, PT Saka Energi Indonesia. Saka Energi tengah mengincar beberapa blok minyak dan gas. Dari bisnis hulu, Saka Energi menawarkan hak partisipasi beberapa lapangan migas, salah satunya Blok South Sesulu.

Sumber: Kontan
Tags: