3 emiten konstruksi BUMN raup kontrak baru 18,6 T Unknown Selasa, 17 Mei 2016
JAKARTA. Tiga emiten kontruksi pelat merah berhasil mengantongi kontrak baru senilai Rp 18,6 triliun sepanjang empat bulan pertama tahun ini. Pencapaian ini meningkat 17,7% dari periode yang sama tahun lalu yang hanya tercatat sebesar Rp 15,8 triliun.
Kendati tumbuh, pencapaian tersebut masih jauh seperempat target kontrak baru ketiganya tahun ini yakni 108,3 triliun. Perolehan tersebut baru sekitar 16,8% dari target.
Ketiga emiten tersebut adalah PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT PP Tbk (PTPP) dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI). Performa terbaik ditorehkan oleh WIKA dengan mencatat kontrak baru Rp 7,9 triliun atau setara dengan 15,1% dari total target yang ditetapkan tahun ini yakni Rp 52,2 triliun.
Pencapaian kontrak baru WIKA tersebut juga mengalami pertumbuhan 61,2 % dari perolehan kontrak anyar perseroan pada periode yang sama tahun lalu yang hanya mencapai Rp 4,9 triliun.
Suradi Wongso, Sekretaris Perusahaan WIKA mengatakan, sebagian besar proyek yang diperoleh perseroan berasal dari proyek swasta yakni sekitar 60%. "sedangkan proyek pemerintah menyumbang porsi 30% dan BUMN 10%," katanya pada KONTAN baru-baru ini.
Lalu, ADHI telah mengantongi kontrak baru sebesar Rp 4,7 triliun atau 18,7% dari target kontrak anyar yang dipatok tahun ini yakni Rp 25,1 triliun. Ini tumbuh 42,4% dari perolehan kontrak baru hingga akhir April 2015 yang hanya mencapai mencapai Rp 3,3 triliun.
Perolehan kontrak baru ADHI didominasi oleh proyek BUMN yakni mencapai 53,4%. Sementara proyek swasta baru menyumbang kontribusi 26,5% dan proyek pemerintah berkontribusi sebesar 20,1%.
Hanya saja PTPP menagalmai penurunan kontrak baru 21% dari Rp 7,6 triliun di kuartal I 2015 menjadi Rp 6 triliun. Perolehan ini sekitar 19,3% dari target tahun ini yakni Rp 31 triliun.
Pencapaian kontrak baru PTPP terdiri dari konttrak baru induk Rp 4,3 triliun dan kontrak baru anak usaha Rp 1,7 triliun. Anak usaha yang menyumbang perolehan kontrak baru diantaranya PT PP Properti Tbk (PPRO) sebesar rp 777 miliar, PP Pracetak Rp 899 miliar dan PP Peralatan Rp 85 miliar.
Proyek-proyek yang telah diperoleh PTPP hingga empat bulan pertama ini antara lain pembangunan BNI tower Rp 719 miliar, Apartemen Pertaminan RU Balikpapan Rp 497 miliar, Mobile Power Plant Rp 447 miliar, Hotel Avani Bali Rp 335 miliar, Setia Budi Residence Medan Rp 282 miliar, Lotte Ville tangerang Rp 256 miliar dan lain-lain.
Sementara proyek baru yang diperoleh ADHI di bulan April diantaranya Tol Bakauheni - Terbanggi Besar senilai Rp1,9 triliun di Lampung dan Transmart Maguwo Yogyakarta senilai Rp146,1 miliar di Yogyakarta.
Adapun proyek baru yang telah didapat WIKA diantarnya proyek strategis Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang terdiri dari stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) Bekasi, fasilitas penerangan jalan umum, tank bahan bakar nabati, pembangunan pembangkit listrik mini hydro di Papua senilai Rp207,33 miliar.
Lalu, proyek pembangunan pabrik minyak Goreng di Sumatera Utara senilai Rp 501 miliar, proyek jaringan gas Prabumulih senilai Rp 296 miliar, proyek pembangunan jalan tol Manado–Bitung senilai Rp169,63 miliar, pembangunan elevated road Maros–Bone senilai Rp91,46 miliar, proyek tol Bawen-Solo seksi dua senilai Rp75,4 miliar dan proyek Semanggi Interchange Rp 331 miliar
Sumber: Kontan