Harga Minyak Mentah Melonjak 5 Persen Unknown Kamis, 07 April 2016


Jakarta, -- Harga minyak naik 5 persen pada perdagangan Rabu (6/4), mencatatkan penguatan terbesar dalam tiga minggu, setelah pemerintah AS melaporkan kejutan penarikan stok minyak mentah domestik di rekor tertinggi baru, melebihi ekspektasi pasar.

Seperti dikutip dari Reuters, hasil pertemuan terbaru bank sentral AS, Federal Reserve mengindikasikan tidak ada kenaikan suku bunga pada bulan April. Hal itu melemahkan mata uangnya, membuat minyak dalam denominasi dolar AS lebih menarik bagi mereka yang memegang euro dan mata uang lainnya.

Setelah mencapai posisi terendah satu bulan sehari sebelumnya, harga minyak menguat sebanyak US$2 per barel setelah Energy Information Administration (EIA) menyatakan stok minyak mentah turun 4,9 juta barel pekan lalu dari impor yang lebih rendah.

"Ini adalah angka yang konstruktif dan seharusnya menjaga pasar untuk pergi lebih rendah dalam waktu dekat," kata Jeffrey Grossman, agen minyak mentah Brokerage BRG di New York.

Analis yang disurvei oleh Reuters menduga persediaan minyak mencapai rekor tertinggi, namun tidak berturut hingga minggu kedelapan, sebesar 3,2 juta barel.

Minyak mentah AS untuk kontrak bulan depank ditutup naik US$1,86 pada US$37,75 per barel. Menguat ke US$37,90 sebelumnya, setelah jatuh ke US$35,24 pada hari yang lalu, terendah sejak 4 Maret. Penaikan 5,2 persen adalah yang terbesar dalam satu hari sejak 16 Maret.

Harga minyak mentah berjangka AS juga memperoleh dukungan tambahan dari TransCanada Corp yang tertunda menyalurkan 590.000 barel per hari dari pipa Keystone ke stok minyak mentah di Cushing dan Illinois.

Sementara harga minyak mentah Brent untuk bulan depan, selaku patokan Eropa, ditutup naik US$1,97 pada US$39,84 per barel, sementara puncak sesi mencapai US$39,94.

Harga minyak Brent juga didukung oleh pekerjaan pemeliharaan yang direncanakan di Perusahaan Norwegia, Ekofisk dan ladang minyak Inggris Buzzard.

Reli penguatan minyak pada Rabu tersebut mengisyaratkan pergeseran sentimen setelah penurunan pekan lalu hingga 7 persen di harga minyak AS berjangka dan 4 persen untuk minyak Brent. Hal itu terjadi di tengah kekhawatiran kelebihan pasokan global dalam minyak mentah yang tumbuh lagi setelah rencana negara-negara produsen untuk membekukan produksi gagal.

Sumber: CNN Indonesia
Tags: