Perinciannya: 1,69 miliar atau 64,74% modal ditempatkan dan disetor penuh yang semula atas nama Suharya AT berpindah tangan ke PT Wahana Sentosa Cemerlang. Harga jual beli Rp 1.000 per saham sehingga nilai total transaksi mencapai Rp 1,69 triliun.
"Keperluan investasi menjadi latar belakang Wahana Sentosa Cemerlang melakukan transaksi ini," ujar Sekretaris Perusahaan BSSR F Bernadeth Conny dalam keterangan tertulis akhir pekan lalu.
Transaksi kedua melibatkan Khopoli Investments Limited selaku penjual dan Tata Power International Pte Ltd selaku pembeli. Transaksi melibatkan 690,29 juta saham atau 26% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Harga pelaksanaan Rp 1.915 per saham, sehingga total transaksi Rp 1,3 triliun. Restrukturisasi internal Grup Tata menjadi latar belakang proses ini. Pada Rabu (23/3), terjadi transaksi tutup sendiri atau crossing saham BSSR di pasar negosiasi.
Dari total transaksi Rp 5,1 triliun di pasar tersebut, sebesar Rp 3 triliun merupakan crossing BSSR. Frekuensi perdagangan sebanyak dua kali dengan volume 237,42 juta lot saham BSSR.
CIMB Securities terlibat dalam transaksi pada perdagangan hari itu. Pada hari crossing saham terjadi, harga BSSR dibuka Rp 1.065 per saham dan dtutup Rp 1.915 per saham.
"Transaksi ini tidak menimbulkan dampak terhadap k perusahaan dan operasionalnya karena tidak ada perubahan pengendali," ujar Bernadeth.
Tahun ini, BSSR membidik produksi batubara 8,6 juta ton, naik 11% dibandingkan tahun lalu sebesar 7,74 juta ton. Tambahan produksi antara lain dari tambang di Blok Bara 1 & 2 di Kalimantan Timur.
BSSR masih mengandalkan produksi anak usaha, PT Antang Gunung Meratus. Untuk mendukung target ini, BSSR mengalokasikan belanja modal US$ 6,6 juta. Antara lain untuk membangun fasilitas infrastruktur US$ 2,85 juta.
Sumber: Kontan