Right issue jadi pilihan emiten mencari dana murah Unknown Rabu, 24 Februari 2016


JAKARTA. Emiten masih tertarik pendanaan melalui pasar modal walaupun BI rate sudah turun 7%. Pasalnya, BI rate turun belum diikuti turunnya bunga kredit dan mekanisme pasar saham dianggap paling efisien.
Reza Priyambada, Kepala Riset NH Korindo mengatakan emiten masih menanti imbas penurunan BI rate. "Penurunan dua kali ini diikuti perbankan atau tidak, jika tidak maka tidak akan ada perubahan dari sisi financing emiten. Mereka tetap cari alternatif pendanaan yang lebih murah," ungkapnya pada KONTAN, Selasa (23/2).
Ditambah lagi persyaratan yang diberikan kredit bank cukup banyak. Jika memilih menerbitkan obligasi beban bagi perusahaan untuk membayar kupon dan harus membuat keterbukaan informasi.
Emiten juga menurutnya akan menghitung biaya (cost) untuk mendapat pendanaan eksternal tersebut. Sepanjang pendanaan dinilai lebih baik daripada pembiayaan emiten akan mengambil opsi pendanaan tersebut.
Emiten akan memilih menerbitkan saham baru atawa rights issue jika suku bunga kredit dan obligasi tidak turun. Rights issue pembiayaannya lebih murah jika dibandingkan keduanya saat ini.
"Bisa dibilang rights issue tidak banyak cost, cuma bikin iklan di koran. Biaya paling murah kalo kita lihat hitung-hitungan cost di lapangan," paparnya.
Emiten sudah memiliki beban pembiayaannya sendiri jadi tidak akan memilih menambah beban pengeluarannya. Kredit bank perlu persiapan, waktu dan biaya untuk audit, penilaian, maupun legal.
Lalu untuk menerbitkan obligasi, emiten harus mempertimbangkan biaya penjamin emisi, konsultan keuangan dan pernyataan legal. Dus, secara hitung-hitungan rights issue lebih murah hanya dengan memasang iklan dan melaksanakan rapat umum pemegang saham (RUPS).

Sumber: Kontan
Tags: