Gempa Chile angkat harga tembaga Unknown Jumat, 18 September 2015


Harga tembaga terus menanjak dan memasuki reli hari keempat. Dorongan kali ini datang dari kekhawatiran gangguan produksi dan pasokan setelah gempa bumi melanda Chle, Rabu (16/9).

Mengutip Bloomberg, Kamis (17/9) pukul 13.02 siang waktu Shanghai, harga tembaga kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange merangkak naik 0,31% ke US$ 3.976 per metrik ton dibanding hari sebelumnya. Sepekan terakhir, harga tembaga terkikis 0,03%.

Pengamat Komoditas Ibrahim mengatakan, gempa bumi di Cile menyuntikkan sentimen positif yang mendongkrak harga. Walaupun tambang tembaga terbesar di Ciile selamat, masih ada kekhawatiran gempa susulan. Pada Rabu (16/9), Chile dilanda gempa 8,3 SR.

The Pacific Tsunami Warning Center melaporkan gempa ini bisa disusul oleh tsunami dengan ombak setinggi 4,5 meter. Sejumlah raksasa tambang tembaga di sana, Codelco, Antofagasta Plc, Anglo American Plc dan BHP Billiton Ltd memang mengatakan pekerja dan tambang aman. Tapi, "Beberapa produsen tembaga akan menghentikan produksi sementara dan pasokan akan tersendat," papar Ibrahim, kemarin (17/9).

Padahal tanpa gangguan produksi tersebut, beberapa perusahaan tambang di Chile memang berencana memangkas produksi. "Ini dampak dari harga yang sudah terlalu murah," kata Ibrahim. Efeknya perusahaan tak mampu menutup biaya produksi.

Sebut saja, Jiangxi Copper Co, Tongling Nonferrous Metals Group Co, dan Zijin Mining Group Co, akan memangkas produksi lebih dari 40.000 ton di September 2015. Ibrahim menduga, hal ini akan mampu menopang kenaikan harga hingga akhir pekan.

"Apalagi jika The Fed pada FOMC meeting Jumat (18/9) dini hari nanti tidak menaikkan suku bunga," paparnya. Selama pasar menanti stabilnya cuaca di Cile dan hasil FOMC, harga berpeluang terus menguat. Maka penguatan harga akan lebih signifikan lagi pada Jumat (18/9).

Selain itu memang saat ini USD sedang tertekan menyusul rontoknya kepercayaan pasar terhadap peluang The Fed menaikkan suku bunga. Sebab, Agustus 2015, AS mengalami deflasi 0,1% dari sebelumnya inflasi 0,1%. Dus, dengan skenario The Fed menahan suku bunga hingga akhir 2015 serta China menggelontorkan stimulus infrastruktur di kuartal IV-2015, "Harga akhir tahun bisa di US$ 7.000 per metrik ton," tandas Ibrahim.

Secara teknikal, indikator moving average (MA) dan bollinger band bergerak 50% di bollinger tengah yang artinya sedang bergerak mendatar. Garis moving average convergence divergence (MACD) dan stochastic keduanya di level 60% positif mendorong harga terus naik.

Hanya saja relative strength index (RSI) level 70% negatif membuka peluang koreksi. Ibrahim memprediksikan, harga tembaga pada Jumat (18/9) di rentang US$ 5.370- US$ 5.480 per metrik ton. "Sepekan ke depan, harga di antara US$ 5.290-US$ 5.500 per metrik ton," tandasnya.

Sumber

Tags: saham onlineinvestasi sahamtrading saham onlinetrading saham indonesiabroker saham indonesiabroker saham online indonesia
Tags: