Lubang di saham jalan bebas hambatan Unknown Senin, 27 Juli 2015


Kinerja emiten pengelola jalan bebas hambatan di paruh kedua tahun ini diprediksi tumbuh moderat. Pasalnya, sejumlah rintangan bakal menahan laju bisnis emiten jalan tol.
 
Hambatan terbesar datang dari volume trafik tol yang tahun ini sulit tumbuh signifikan.
Menurut Analis NH Korindo Securities Raphon Prima, trafik tol sulit tumbuh lantaran penjualan mobil nasional tergerus hingga dua digit di sepanjang tahun ini. “Padahal pertumbuhan kendaraan baru menjadi pendorong utama pertumbuhan trafik jalan tol,” ujar Raphon pada KONTAN, Jumat (24/7) pekan lalu.

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil selama Januari hingga Mei 2015 tercatat 442.181 unit. Jumlah tersebut merosot 16,61% dibandingkan realisasi penjualan di periode Januari hingga Mei 2014.

Di sisi lain, anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat juga berdampak secara tidak langsung terhadap pertumbuhan trafik jalan tol. Pasalnya, penjualan mobil sulit tumbuh signifikan selama nilai rupiah merosot.

Tertahannya pertumbuhan trafik jalan tol dirasakan oleh salah satu pengelola ruas tol, yakni PT Jasa Marga Tbk (JSMR).

Menurut catatan Raphon, tiga ruas tol yang menjadi penyumbang utama pendapatan JSMR, yaitu ruas Tol Lingkar Dalam Jakarta atau Jakarta Inner Ring Road (JIRR), ruas tol Jakarta-Cikampek dan ruas Tol Jagorawi, mengalami masalah pertumbuhan trafik.

Ketiga ruas tol ini, papar Raphon, sudah masuk kategori mature growth, sehingga sulit untuk mencetak pertumbuhan yang signifikan ke depannya. “Pertumbuhan trafik ketiga ruas tol utama JSMR tersebut akan flat,” ujar dia.

Volume trafik kendaraan di seluruh ruas tol Jasa Marga selama periode Januari hingga Mei 2015 tercatat sebesar 550.44 juta unit kendaraan. Jumlah ini hanya tumbuh 5% ketimbang periode sama tahun lalu.

Sementara itu, selama periode yang sama, panjang ruas tol dalam kota hanya tumbuh 0,2%.
Raphon memproyeksikan trafik kendaraan di seluruh ruas tol Jasa Marga pada tahun ini hanya tumbuh sekitar 4%. Angka pertumbuhan tersebut sama dengan pertumbuhan trafik tol tahun lalu.

Namun, pertumbuhan trafik tol yang cukup signifikan masih bisa terjadi di ruas tol yang tengah berkembang.
Kiswoyo Adi Joe, Managing Partner Investa Saran Mandiri, memprediksi, ruas tol milik PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) yang berlokasi di Makassar masih dapat tumbuh signifikan.

Hal ini lantaran Makassar merupakan kota yang pertumbuhannya tengah menggeliat. Hitungan Kiswoyo, pertumbuhan trafik di ruas tol Makassar tahun ini tumbuh 10%.

Langkah ekspansi JSMR dengan membuka sejumlah ruas tol baru di Kota Surabaya, menurut Raphon, juga cukup menjanjikan. Pasalnya, pertumbuhan trafik di ruas tol tersebut cukup prospektif.

Sejumlah tantangan
Di sisi lain, menurut Raphon, intervensi pemerintah pada awal semester kedua yang memberlakukan diskon tarif tol selama musim Lebaran turut menghambat kinerja JSMR, meski tidak signifikan. Cuma, yang dicemaskan adalah intervensi serupa terjadi di tahun berikutnya.

Tantangan juga datang dari suku bunga BI alias BI rate yang relatif tinggi, yakni 7,5%.
Analis First Asia Capital David Nathanael Sutyanto menilai, tingginya BI rate dapat memperberat beban utang emiten jalan tol. “Perlu diingat jalan tol merupakan investasi jangka panjang,” ujarnya.

Apalagi, David memperkirakan, bank sentral belum akan memangkas BI rate di tengah kian menguatnya dollar AS. Alhasil, tekanan pada keuangan emiten pengelola jalan tol akan semakin besar.

Namun sebaliknya, Kiswoyo menilai tingginya BI rate tak berpengaruh besar. “Beban utang akan tetap berkurang, sebab bisnis jalan tol tergolong stabil, orang akan tetap membutuhkan jalan tol,” ujar dia.

Di luar berbagai tantangan, ada katalis positif yang dapat menunjang kinerja emiten tol. Sentimen positif tersebut, kata Raphon, adalah kenaikan tarif tol, yang sesuai aturan, diterapkan dua tahun sekali.

Menurut catatan Raphon, sejumlah 80% ruas tol milik JSMR akan mengalami kenaikan tarif pada kuartal keempat tahun ini. Namun, lantaran kenaikan tarif baru berlaku pada kuartal akhir, maka efeknya tak signifikan terhadap pendapatan JSMR di 2015. “Dampak signifikan kenaikan tarif tol baru dirasakan pada tahun depan,” jelas dia.

Kiswoyo menilai, kenaikan tarif tol tidak akan menggerus trafik kendaraan di jalan tol. Sebab, kebutuhan pengguna mobil terhadap jalan tol tidak terelakkan.

Sumber


Tags:  saham online, investasi saham, trading saham online, trading saham indonesia, broker saham indonesia, broker saham online indonesia
Tags: