PJAA bidik utang baru sampai Rp 500 miliar Unknown Selasa, 21 Juni 2016
JAKARTA. PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) berencana mencari sumber pendanaan eksternal. Perseroan ingin mendanai sebagian rencana ekspansi tahun ini. "Kami ada rencana (menerbitkan) obligasi," ujar Direktur Properti dan Keuangan PJAA kepada KONTAN, Senin (20/6).
Tapi, rencana penerbitan obligasi masih fleksibel. Yang pasti, instrumennya berupa utang. Skema bisa obligasi atau pinjaman perbankan. "Ini yang sedang kami pertimbangkan, mana yang terbaik," tambah Sekretaris Perusahaan PJAA Ellen Gaby Tulangow.
Dari aksi korporasi ini, manajemen PJAA membidik dana antara Rp 300 miliar - Rp 500 miliar. Pendanaan eksternal itu akan dieksekusi pada semester kedua nanti.
PJAA akan memakai sebagian besar dana tersebut untuk menyokong ekspansi pada tahun ini, bukan refinancing. "Memang ada utang obligasi, tapi jatuh temponya masih 2017 nanti," ungkap Ellen.
Surat utang yang dimaksud adalah Obligasi II PJAA Tahun 2012 Seri B senilai Rp 200 miliar. Obligasi ini kembali meraih rating idAA- dari Pefindo. Tahun ini, PJAA membutuhkan dana Rp 2,5 triliun untuk investasi atas sejumlah proyek.
Satu proyek bernama Oseana. Proyek ini sudah bergulir, yang ditandai groundbreaking alias penanaman tiang pancang beberapa waktu lalu. Proyek kondominium seluas 1,5 hektare (ha) itu berada di atas lahan reklamasi. Nilai investasi proyek Rp 1,3 triliun.
PJAA menggandeng PT Waskita Karya Tbk (WSKT) dalam mengembangkan Oseana. Proyek itu akan berisi 1.088 unit kondominium dengan 26 penthouse di dalamnya. Meski proyek baru menginjak pembangunan tahap awal, PJAA sudah memasarkan Oseana. Mereka menjual kondominium antara Rp 1,8 miliar hingga Rp 2 miliar, adapun penthouse Rp 10 miliar hingga Rp 15 miliar.
Proyek properti lain yang ada dalam daftar pekerjaan rumah Jaya Ancol tahun ini adalah Ocean Breeze. Dengan luas setara Oseana, nilai investasi Ocean Breeze mencapai Rp 1,25 triliun.
Mengacu laporan keuangan PJAA pada 2015, bisnis properti atau real estate tercatat Rp 131,19 miliar. Nilai pendapatan itu setara kontribusi 11,59%. Penyumbang pendapatan terbesar PJAA berasal dari pendapatan tiket yakni Rp 752,19 miliar atau 66,51%.
Hingga akhir tahun 2016, PJAA mengincar pertumbuhan pendapatan 36%. Jika target pertumbuhan pendapatan terpenuhi, pengelola Ancol memproyeksikan laba bersih senilai Rp 337 miliar.
Sumber: Kontan