Demi jaga margin, ISAT batal menjual menara Unknown Selasa, 07 Juni 2016
JAKARTA. PT Indosat Ooredoo Tbk (ISAT) memastikan tidak akan menjual menaranya pada tahun ini. Perusahaan telekomunikasi ini bakal menggunakan menara yang dimiliki untuk meningkatkan layanan data.
Sebelumnya, emiten telekomunikasi ini santer dikabarkan bakal melego menara telekomunikasi miliknya tahun ini untuk menutup utang. Namun rencana tersebut urung dilakukan karena pada semester II tahun ini ISAT akan menerbitkan sisa obligasi Rp 3,5 triliun untuk melakukan refinancing utang jatuh tempo.
Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri, mengatakan, batalnya rencana penjualan menara ISAT tentu sudah diperhitungkan dengan matang. Maklum, beberapa menara milik ISAT masih dibutuhkan untuk mengembangkan layanan data.
Sebenarnya memiliki menara dalam jumlah besar akan membuat beban operasional meningkat. Sehingga, emiten telekomunikasi lebih efisien jika menjual menara dan menyewanya kembali. Namun ISAT ingin menjadikan aset menara untuk memperkuat layanan data.
"Sebenarnya menara ini bukan core bisnis mereka, tapi kalau dilihat dari profitabilitas bisnis menara ini cukup menguntungkan," ujar Hans, Senin (6/6).
Saat ini industri telekomunikasi memang masih mengincar memperluas coverage area demi meningkatkan market share.
Senada, analis Samuel Sekuritas Muhammad Alfatih menilai, ISAT tentu sudah menimbang penjualan menara dari sisi beban biaya. Tapi kepemilikan menara juga berimbas positif, di tengah perkembangan teknologi 4G yang membutuhkan menara lebih banyak.
"Jika ISAT memilih menerbitkan obligasi daripada menjual menara, tentu ini lebih menguntungkan perusahaan," ujarnya.
Alfatih bilang, saat ini menerbitkan obligasi merupakan opsi yang lebih baik ketimbang menjual menara. Alasannya, saat ini prospek suku bunga obligasi yang cenderung turun.
Sebelumnya, CEO ISAT Alexander Rusli yang ditemui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUSPT) pekan lalu mengatakan, belum melihat adanya kebutuhan untuk menjual menara pada tahun ini.
Untuk memenuhi struktur permodalan, ISAT bakal menggunakan kas internal. "Kalau kami jual terus sewa, EBITDA akan turun," ujarnya.
Hans menilai ISAT masih belum bisa melawan dominasi PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dalam industri telekomunikasi karena masih terbebani utang. Dalam jangka menengah, harga saham ISAT bisa turun dari Rp 6.400 ke Rp 4.500 per saham.
Pada perdagangan kemarin (6/6), harga ISAT naik 1,56% menjadi Rp 6.500 per saham.
Sumber: Kontan