Jakarta -Kucuran pinjaman proyek kereta cepat
Jakarta-Bandung sepanjang 142 kilometer (km) belum cair. Alasannya,
pihak kreditor yakni China Development Bank (CDB) meminta adanya jaminan
atas utang yang diberikan.
CDB sendiri membiayai 75% dari total proyek kereta cepat. Total investasi High Speed Train (HST) itu mencapai US$ 5,5 miliar.
"Si pemberi uang ingin uang dijamin kembali, itu masih kita rundingkan, mungkin tinggal hanya beberapa hal saja kok
jaminan. Besok kami bahas di Beijing untuk finalisasi," kata Direktur
Utama PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), Bintang Perbowo, di Kementerian BUMN,
Jakarta, Rabu (11/5/2016).
WIKA sendiri merupakan salah satu
anggota konsorsium BUMN Indonesia dalam proyek kereta cepat JKT-BDG.
Meski belum cair, persoalan jaminan bisa diselesaikan dalam waktu dekat
saat pihak Indonesia bertemu dengan kreditor di Beijing, China.
"Ya ada beberapa syarat, kalau syarat itu dipenuhi ya dicairkan," sebutnya.
Bintang
memastikan, aset BUMN tak akan dijaminkan pada proyek tersebut.
Penjaminan dilakukan oleh perusahaan patungan milik konsorsium BUMN
Indonesia dan China, PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).
"Ya aset si perusahaan itu, KCIC. WIKA nggak boleh beri penjaminan karena BUMN," ujarnya.
Pihak
konsorsium mentargetkan pinjaman segera bisa cair, karena KCIC akan
mulai mengebut proses pekerjaan pembangunan prasarana kereta cepat pada
Juni 2016.
"Setelah kita dari China, mungkin di dalam bulan ini juga harus sudah signing karena per 1 Juni kita sudah full mengerjakan," tuturnya.
Sumber: Detik