Tren online bikin kinerja Telkom menawan Unknown Kamis, 28 April 2016


JAKARTA. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) membukukan kinerja kuartal I-2016 yang positif. Pendapatan emiten telekomunikasi ini tumbuh 16,6% secara year on year (yoy) menjadi Rp 27,54 triliun. Sedangkan laba bersih tumbuh 20,2% menjadi Rp 4,59 triliun.
Ada yang menarik dari pencapaian tersebut. Pendapatan dan laba bersih merupakan rekor tertinggi kinerja kuartalan dalam lima tahun terakhir. "Kombinasi data penjualan yang tinggi dan layanan interkoneksi yang semakin baik adalah driver utama laba kuartal I yang baik," ujar analis KDB Daewoo Securities Franky Rivan, Rabu (27/4).
Tren kehidupan masyarakat saat ini yang serba online turut menopang kinerja TLKM. Maklum, saat ini baik produsen maupun konsumen atau dari hulu hingga hilir menjalankan bisnis mereka dengan sistem online.
Nah, TLKM berhasil memanfaatkan faktor eksternal ini. Tengok saja, pendapatan internet dan data TLKM kuartal pertama tahun ini melompat 42,6% yoy dengan 31,1% CAGR. "Menurut kami, pendapatan TLKM dapat flattish secara konstan apabila tidak ada kontribusi pendapatan internet dan data ini," ujar Franky.
Analis Mandiri Sekuritas Ariyanto Kurniawan menilai, pencapaian TLKM sejauh ini masih sejalan dengan prediksi. Bukan hanya prediksi dari Mandiri Sekuritas tapi juga secara konsensus. Laba bersih sebesar Rp 4,59 triliun itu setara 24% dari prediksi laba bersih tahunan Mandiri Sekuritas dan setara 25% prediksi secara konsensus.
Selain soal pendapatan, data internet dan laba bersih, Ariyanto dalam riset 25 April lalu juga menggarisbawahi pertumbuhan layanan suara sebesar 5% yoy dan SMS 15% yoy. "Pencapaian ini masih tetapi kuat, karena strategi harga klaster (cluster based pricing strategy)," ujarnya.
Selama ini TLKM memang melancarkan strategi harga klaster itu. Untuk mendistribusikan produk dan layanannya, perseroan ini menjalin kemitraan dengan sejumlah dealer resmi dengan memberikan area penjualan khusus yang dapat dikelola oleh masing-masing dealer secara eksklusif (klaster).
Sementara itu, lebih dari 60% pendapatan TLKM berasal dari anak usahanya, Telkomsel. Ini karena 85% pangsa pasar selular dikuasai oleh operator telekomunikasi ini.
Telkomsel juga memiliki jaringan yang paling kuat, baik di Pulau Jawa maupun d luar Pulau Jawa. Bahkan, sekitar 70%-75% pendapatan Telkomsel disumbangkan dari luar Pulau Jawa.
"Bandingkan dengan para pesaing lain yang rata-rata memperoleh 20% dari luar Pulau Jawa," tulis analis DBS Securities Sachin Mittal, dalam riset 22 April lalu.
Sayangnya, pencapaian moncer ini memberikan tekanan tersendiri. Kuatnya performa TLKM sudah sepenuhnya mencerminkan harga saham perseroan. Dengan kata lain, performa TLKM kuartal I lalu telah priced-in. Atas dasar ini Sachin merevisi rekomendasinya menjadi hold dari sebelumnya buy. Target harganya Rp 3.800.
Ariyanto merekomendasikan buy dengan target harga Rp 3.800. Lalu analis Yuanta Securities Lucky Ariesandi merekomendasikan buy dengan target Rp 3.775.
Di perdagangan di bursa kemarin (27/4), harga TLKM naik 1,51% ke Rp 3.700 per saham.

Sumber: Kontan
Tags: