DSSA bidik minimal satu pembangkit listrik Unknown Kamis, 18 Februari 2016


PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) masih mengejar tambahan pendapatan dari proyek listrik. Anak usaha Grup Sinarmas ini membidik minimal satu lagi proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di 2016.
Hermawan Tarjono, Direktur dan Sekretaris Perusahaan DSSA, mengatakan, perseroan sudah membentuk satu lagi perusahaan baru yang disiapkan untuk mengikuti tender proyek listrik PT PLN.
Anak usaha DSSA, yakni PT DSSP Power Sejahtera dan PT DSSP Power Mas Utama mendirikan anak usaha baru yang bernama PT DSSP Power Sumsel Dua. Perusahaan yang berdiri pada 15 Februari 2016 ini memiliki modal dasar sebesar Rp 40 miliar, yang terbagi atas 40.000 unit saham. Nilai nominalnya Rp 1 juta per saham.
Modal ditempatkan dan disetor senilai Rp 10 miliar. Menurut Hermawan, pembentukan anak usaha ini akan memudahkan perseroan jika ingin berpartisipasi di proyek baru yang akan ditawarkan PLN di masa mendatang.
"Kami targetkan tahun ini mendapat minimal satu proyek PLTU baru, dengan catatan proyek itu layak secara ekonomis," ujar dia kepada KONTAN, Rabu (17/2).
Hermawan belum mengatakan kapasitas spesifik dan wilayah yang tengah dibidik untuk proyek itu. Yang jelas, Grup Sinarmas berambisi menambah pembangkit listrik hingga berkapasitas 1.100 megawatt (MW) dengan potensi investasi hingga US$ 1,65 miliar, yang akan dipenuhi hingga tahun 2020 nanti.
DSSA tengah membangun dua unit pembangkit mulut tambang, yakni PLTU Sumsel-5 berkapasitas 2x150 MW dan PLTU Kendari-3 berkapasitas 2x50 MW. Sehingga total pembangkit listrik yang akan dibangun sebesar 400 MW.
Total nilai investasi kedua proyek itu mencapai US$ 620 juta hingga tahun 2018. Sumber dana pembangkit listrik Sumsel-5 didapatkan dari pinjaman China Development Bank Corporation senilai US$ 318 juta.
Harapannya, PLTU Sumsel-5 bisa menyumbang pendapatan ke DSSA pada tahun ini. Di tahap pertama, DSSA akan mengoperasikan PLTU Sumsel 5 dengan kapasitas 150 MW.
Pada kuartal III 2015, DSSA masih merugi sekitar US$ 33,73 juta. Padahal di periode tahun 2014, DSSA masih mencatatkan laba senilai US$ 7,4 juta.

Sumber: Kontan
Tags: