Al Jazeera AS Resmi Tutup April 2016 Unknown Kamis, 14 Januari 2016
Saluran berita kabel Al Jazeera Amerika yang memulai debutnya pada tahun 2013 dengan meriah ketika mereka berjanji untuk meliput berita Amerika dengan bijak dan serius, akan mengakhiri siarannya pada akhir April nanti. Langkah itu diumumkan pada pertemuan perusahaan itu pada Rabu, 13 Januari 2016.
Dalam sebuah memo kepada para staf, kepala eksekutif Al Jazeera Amerika, Al Anstey, mengatakan keputusan dari Dewan Al Jazeera Amerika didorong oleh kenyataan bahwa model bisnis mereka sama sekali tidak bisa dilanjutkan mengingat tantangan ekonomi di pasar media Amerika Serikat.
“Saya tahu penutupan AJAM akan menjadi kekecewaan besar bagi semua orang di sini yang telah bekerja tanpa lelah untuk masa depan kami,” ujarnya. “Keputusan yang telah dibuat ini karena AJAM melakukan pekerjaan yang besar. Komitmen kami untuk jurnalisme yang baik tak tertandingi.”
Al Jazeera Amerika mengudara pertama kali pada Agustus 2013 setelah membeli Current TV milik Al Gore sebesar US$ 500 juta. Mereka berjanji untuk menjadi bijak dan cerdas, bebas dari argumen keras yang telah menjadi ciri khas berita kabel di Amerika Serikat selama satu dekade terakhir. Tapi ternyata pemirsa tidak pernah datang ke mereka, dengan rating prime-time yang kurang dari 30.000 penonton.
Ruang redaksi mereka pun pernah dipukul dengan gejolak tahun lalu ketika anggota staf mereka, memprotes keras adanya sebuah budaya ketakutan. Lalu ada pula eksodus eksekutif puncak, bersama dengan sepasang tuntutan hukum dari mantan karyawan termasuk keluhan tentang seksisme dan anti-Semitisme di saluran berita. Pada bulan Mei, Ehab Al Shihabi, kepala eksekutif Al Jazeera Amerika, digantikan oleh Al Anstey. Semangat karyawan meningkat di bulan-bulan berikutnya, tetapi rating mereka tetap rendah.
Al Jazeera Amerika tak lepas dari kontroversi dalam beberapa bulan terakhir. Pada bulan November, penasihat umum stasiun berita itu, David W. Harleston, diskors menyusul laporan di The New York Times bahwa ia tidak memiliki lisensi untuk menjalankan praktek hukum.
Pada akhir Desember, Al Jazeera menayangkan sebuah film dokumenter yang menghubungkan antara beberapa bintang besar di Major League Baseball dan National Football League untuk obat peningkatan performa. Atlet paling menonjol yang disebutkan dalam laporan itu adalah quarterback dari Denver Broncos Peyton Manning, yang marah dan membantah laporan itu, serta menyebut laporan itu dibuat-buat.
Pada pengumuman hari Rabu itu, Anstey juga mengatakan setelah jaringan berita kabel mereka tutup pada 30 April, Al Jazeera akan memperluas kehadiran digitalnya di Amerika Serikat. Ekspansi ini ditengarai akan membawa konten global yang baru ke Amerika.
Sumber: Tempo