Dolar AS Rp 13.400, Ekonom: Indonesia Tidak akan Bangkrut Unknown Selasa, 28 Juli 2015


Indonesia tengah menghadapi berbagai tekanan ekonomi baik dari domestik maupun eksternal. Kondisi perekonomian global yang tengah melambat membuat perekonomian Indonesia tertekan.

Salah satu yang tempak nyata adalah pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hingga menembus level Rp 13.400.

Pelemahan rupiah ini dikontribusi isu kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed).

Level rupiah tersebut mengingatkan kita pada kondisi rupiah di tahun 1998-1999. Apa tanggapan Ekonom?

"Kita tidak akan bangkrut," kata Ekonom dan Direktur Eksekutif CORE Indonesia Hendri Saparini dalam seminar berjudul "CORE 2015 Mid-Year Review: Managing Economic Slowdown", di Graha Sucofindo, Jakarta, Selasa (28/7/2015).

Dia menjelaskan, secara fundamental kondisi perekonomian Indonesia masih dalam keadaan baik. Namun, kebijakan nilai tukar rupiah saat dilepas ke mekanisme pasar. Artinya, tidak ada kontrol yang mengatur gerak rupiah, fluktuasi rupiah sangat tergantung supply and demand.

"Untuk Indonesia tidak seperti di China dan AS untuk bisa kontrol di nilai tukar, kebijakan-kebijakan kita nggak bisa melakukan strategi untuk mengontrol itu, kita tidak memiliki instrumen itu. Rupiah kita itu dari sisi sistem kebijakan dilepas ke mekanisme pasar jadi sangat tergantung supplai demand," jelas dia.

Hendri menjelaskan, faktor sentimen menjadi hal yang paling dominan membuat rupiah tertekan.

Di dalam negeri sendiri, Indonesia masih membutuhkan dolar AS yang begitu banyak, salah satunya untuk pembayaran utang.

"Yang pertama faktor fundamental dan ekspektasi, sentimen, sentimen itu bukan riil, ada Yunani kita terpengaruh, The Fed juga terpengaruh. Di dalam negeri akan membayar utang, itu akan tersedot banyak, jadi akan terkena koreksi," terang dia.

Hendri menambahkan, Bank Indonesia (BI) bersama pemerintah harus punya solusi lain agar rupiah bisa kembali membaik.

"Bagaimana kita me-manage sentimen, kita kelola, struktur ekonomi diperkuat, defisit jasa yang lebar dipersempit. Kewajiban BI menjaga stabilitas dan menjaga inflasi tapi kita perlu memikirkan bagaimana aturan yang lebih baik," kata Hendri.

Sumber 

Tags:  saham online, investasi saham, trading saham online, trading saham indonesia, broker saham indonesia, broker saham online indonesia
Tags: