TINS yakin bisa capai target produksi tahun ini Unknown Rabu, 25 Mei 2016
JAKARTA. Produksi dan penjualan PT Timah Tbk (TINS) pada kuartal pertama tahun ini belum menggembirakan. Namun, manajemen yakin produksi timah di semester pertama nanti akan membaik.
Manajemn juga optimistis bisa mencapai target produksi tahun ini, yakni berkisar 25.000–30.000 metrik ton.
Agung Nugroho, Sekretaris Perusahaan TINS, mengatakan, sepanjang Januari hingga Maret 2016, siklus produksi memang masih rendah. Namun, berdasarkan cuaca, biasanya produksi timah akan membaik sejak April hingga Oktober.
Per kuartal I-2016, produksi logam timah menurun 40,42% menjadi 4.205 metrik ton dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar 7.057 metrik ton. Kemudian penjualan logam timah naik 8,03% menjadi 5.730 metrik ton dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar 5.304 metrik ton.
Per kuartal I, harga jual rata-rata timah sebenarnya naik dari US$ 15.478 per metrik ton menjadi US$ 18.936 per metrik ton. Namun kenaikan harga tadi belum bisa mendongkrak penjualan.
"Produksi masih rendah karena biasanya di awal tahun masih melemah. Secara musiman, produksi membaik pada bulan-bulan berikutnya," ujar Agung kepada KONTAN, Senin (23/5).
Tahun ini, TINS menargetkan kembali mencetak laba bersih di atas laba 2014 yang sebesar Rp 672,99 miliar. Seperti diketahui, pada 2015, TINS hanya mencetak laba bersih Rp 101,56 miliar, turun 85% year-on-year (yoy).
Kelesuan ekonomi Amerika Serikat dan Tiongkok berimbas pada penurunan permintaan dan harga komoditas timah. Produktivitas industri manufaktur global yang menurun membuat harga rata-rata timah pada 2015 cuma sebesar US$ 16.186 per metrik ton, atau merosot dibandingkan posisi 2014 di US$ 21.686 per metrik ton.
TINS juga akan mendiversifikasi bisnis, termasuk ke sektor listrik. TINS bakal membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap berkapasitas 2x150 megawatt. Nilai investasinya ditaksir Rp 1 triliun.
Untuk membangun pembangkit listrik ini, TINS akan meminjam dana bank. TINS mungkin akan menggunakan skema project financing dengan nilai pinjaman 70% dan sisanya sebesar 30% dari ekuitas.
Sumber: Kontan