PPRO membangun basis pendapatan Unknown Selasa, 26 April 2016


JAKARTA. PT PP Properti Tbk (PPRO) mengawali tahun ini dengan meyakinkan. Anak usaha PT PP Tbk (PTPP) ini mencatatkan pertumbuhan laba sebesar 13% menjadi Rp 90 miliar ketimbang kuartal pertama tahun lalu.
Kinerja kuartal I merupakan awalan yang pas demi mengejar target laba Rp 360 miliar sepanjang tahun ini.
William Surya Wijaya, Analis Asjaya Indosurya Securities, mengatakan, kunci PPRO tumbuh tahun ini adalah strategi segmentasi pasar. Saat ini, PPRO memfokuskan diri menggarap segmen menengah, yang jumlahnya besar.
Perseroan ini mencatat angka pra penjualan Rp 500 miliar lebih atau naik 23% ketimbang periode sama tahun lalu. "Begitu ekonomi membaik tentu permintaan atas properti yang dibangun PPRO juga akan meningkat, segmen jelas dan harga terjangkau," kata William, Senin (25/4).
PPRO merupakan salah satu emiten properti yang agresif membangun properti tahun ini. Tidak hanya membangun sendiri, PPRO menggandeng perusahaan lain melakukan joint venture di beberapa landbank.
Salah satunya adalah kerjasama dengan PT Sentul City Tbk (BKSL). Mei atau Juni 2016, PPRO dan BKSL akan meluncurkan satu tower apartemen Verdura yang terdiri dari 612 unit. Keduanya akan mengembangkan tiga tower apartemen di atas lahan 1 ha.
Selain joint venture, masih ada proyek lain di portofolio baru maupun portofolio yang selama ini telah menjadi andalan PPRO, seperti Grand Kamala Lagoon dan Gran Sungkono Lagoon.
Keduanya merupakan proyek jangka panjang PPRO. Grand Kamala masih bisa dikembangkan hingga tahun 2035 dan berpotensi menghasilkan pendapatan sekitar Rp 100 triliun. Sedangkan Grand Sungkono berpeluang menghasilkan Rp 7 triliun.
Kiswoyo Adi Joe, Analis Investa Saran Mandiri, mengatakan, PPRO berpotensi mencetak pertumbuhan stabil. Strategi joint venture bisa mengatasi keterbatasan land bank.
"Industri properti itu tidak bertumbuh, kinerja PPRO di kuartal I lebih karena penjualan apartemen menengah ke bawah, karena harga murah ada permintaan," ujarnya. Menurut dia, target laba Rp 360 miliar bisa tercapai.
"Tapi kalau ke depan harus diperhatikan landbank yang mereka miliki," lanjut Kiswoyo.
Muhammad Al Amin, Analis Milenium Danatama Sekuritas, mengatakan, PPRO harus mempersiapkan pendanaan matang beberapa tahun ke depan. Strategi joint venture bisa menopang kinerja angka pendek dan menengah.
PPRO perlu mengoptimalkan kinerja dengan akuisisi lahan. Amin merekomendasikan buy dengan target Rp 350. Kiswoyo merekomendasikan hold dengan target Rp 350. William menyarankan buy bila di bawah Rp 310, dan hold jika ada di atas Rp 310.

Sumber: Kontan
Tags: