Demi Papua, Jalan Perbatasan Dibangun Lewat Medan Menantang Unknown Senin, 11 April 2016
Jakarta -Pemerintah memberikan perhatian lebih terhadap pembangunan infrastruktur di Timur Indonesia. Infrastruktur yang dibangun harus bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
"Karena pesannya Pak Menteri (Menteri PUPR Basuki Hadimuljono), kita bukan sekedar membangun jalan, tapi membangun negara," ujar Kepala Balai Jalan dan Jembatan Wilayah X Papua, Oesman H. Marbun, kepada detikFinance melalui sambungan telepon, Jumat (8/4/2016).
Dasar pemikiran tersebut, kata Oesman, juga diterapkan dalam pembangunan jalan lintas perbatasan Papua.
Jalan lintas perbatasan ini adalah jalan yang sejajar dengan garis batas negara Indonesia-Papua Nugini yang ada di sisi timur Pulau Papua. Membentang 1.105,8 km jalan ini menghubungkan Jayapura di ujung utara hingga ke Merauke di ujung selatan.
Tantangan utama pembangunan jalan di kawasan ini utamanya adalah kondisi geografis yang mayoritas tertutup hutan, dan kontur permukaan yang berbukit-bukit.
"Kita nggak bilang ini hambatan, tapi lebih pada tantangan. Di sini (Jalan Perbatasan Papua) tantangannya adalah kondisi geografis. Selain hutan, permukaannya kan berbukit-bukit dan gunung-gunung," kata dia.
Menurut data teknis pembangunan Jalan Perbatasan Papua, saat ini terdapat kurang lebih 304 km yang masih belum tersambung.
Agar jalan yang dibangun benar-benar bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, saat ini pihaknya juga tengah melakukan kajian terhadap penanganan di sejumlah titik kawasan yang konturnya berbukit.
Saat ini, lanjut dia, ada 2 solusi penanganan kawasan berbukit tersebut. Pertama adalah pembangunan di permukaan tanah. "Kalau cara ini dipilih konsekuensinya jalannya jadi terjal. Naik turun mengikuti permukaan tanah," jelas dia.
Atau solusi kedua yakni pembuatan terowongan. Dengan terowongan, jalan yang terbentuk akan lebih landai dan aman untuk dilintasi.
"Tapi mahal sekali biaya pembangunannya. Selain itu, dampak ekeonominya mungkin kurang. Karena kalau terowongan, nanti yang berkembang hanya kawasan di ujung-ujung terowongan. Kawasan yang di atas terowongan malah nggak berkembang karena nggak terlayani akses jalan," paparnya.
Pihaknya pun sangat teliti dalam mengambil keputusan agar bukan hanya jalan yang terbangun, namun juga kawasan ikut berkembang.
Sumber: Detik