Penjualan Rokok Stagnan, Laba Sampoerna Naik Tipis Jadi Rp 10 T Unknown Rabu, 02 Maret 2016
Jakarta -Perusahaan rokok pemilik merek Dji Sam Soe, PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), melaporkan perolehan laba bersih di kuartal IV-2015. Perusahaan mencatatkan total laba bersih sebesar Rp 2,8 triliun, naik sebesar 9,6% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 2,5 triliun.
Di sepanjang tahun 2015, total laba bersih Perusahaan mencapai Rp 10,4 triliun, naik tipis 1,8% dari Rp. 10,2 triliun pada tahun 2014.
Pendapatan bersih (di luar cukai) sebesar Rp 11,6 triliun pada kuartal IV-2015, mengalami kenaikan sebesar 11,5% dari Rp 10,4 triliun pada kuartal IV-2014.
Di sepanjang tahun 2015, Sampoerna mencatatkan pendapatan bersih (di luar cukai) sebesar Rp 42,1 triliun, mengalami kenaikan sebesar 8,9% dari Rp 38,7 triliun pada tahun 2014.
Pasar rokok Indonesia tidak menunjukkan pertumbuhan volume di tahun 2015, sejalan dengan melambatnya kondisi perekonomian Indonesia.
Sampoerna mempertahankan posisi kepemimpinan di pasar rokok Indonesia, dengan peningkatan pangsa pasar sebesar 0,1 poin menjadi 35,0% pada tahun 2015. Kinerja dari portofolio Sigaret Kretek Mesin (SKM), terutama Sampoerna A, Dji Sam Soe Magnum dan Dji Sam Soe Magnum Blue, mengalami peningkatan sepanjang tahun 2015, yang mengimbangi penurunan kinerja dari portofolio Sigaret Kretek Tangan (SKT).
"Kinerja pangsa pasar Sampoerna yang solid pada tahun 2015 menunjukkan kekuatan portofolio merek unggulan perusahaan. Sebagai produsen rokok terbesar di Indonesia, Sampoerna berkomitmen untuk memproduksi dan memasarkan rokok berkualitas tinggi untuk perokok dewasa. Kinerja Perusahaan yang solid di pasar mendukung tujuan penerimaan cukai pemerintah dan berkontribusi terhadap sumber penghidupan komunitas pertanian tembakau dan cengkeh Indonesia, serta ribuan karyawan, grosir dan peritel yang berpartisipasi dalam perdagangan tembakau," ujar Paul Janelle, President Director Sampoerna, dalam keterangan resminya, Rabu (2/3/2016).
Pada bulan November 2015, Sampoerna berhasil memenuhi persyaratan Bursa Efek Indonesia (BEI), di mana setiap Perusahaan Terbuka diwajibkan melepas paling sedikit 7,5% sahamnya untuk dimiliki oleh publik selambat-lambatnya pada tanggal 30 Januari 2016.
Total penerimaan bersih Sampoerna dari rights issue ini sebesar sekitar US$ 1,5 miliar. Saat ini, Sampoerna memiliki kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia, yaitu lebih dari Rp 496 triliun.
"Sebagai salah satu investor terbesar di Indonesia, kami terus memegang komitmen kami di Indonesia. Transaksi ini menjadi contoh luar biasa bahwa para investor dalam negeri dan luar negeri memiliki keyakinan terhadap kondisi perekonomian dan pasar saham Indonesia. Kami sangat senang dengan hasilnya," imbuh Paul.
Rights issue ini adalah pelepasan saham terbesar di Asia Tenggara dan penawaran saham terbesar di Indonesia sejak tahun 2008.
Sampoerna adalah pembayar pajak terbesar di Indonesia pada tahun 2015, dengan total pembayaran kepada Pemerintah sekitar Rp 67 triliun, dan pada Januari 2016 Kementerian Keuangan RI memberikan penghargaan kepada Perusahaan atas kontribusi yang signifikan terhadap pendapatan cukai negara.
Sumber: Detik