Iklan Digital Kian Diminati Pelaku E-commerce Unknown Kamis, 07 Januari 2016


Iklan digital kian banyak dipilih pelaku e-commerce di Tanah Air karena setiap rupiah yang dikucurkan dapat diukur dan efektivitasnya teruji.
Ketua Asosiasi E-commerce Indonesia (IdEA) Daniel Tumiwa menjelaskan porsi belanja iklan terhadap total anggaran belanja perusahaan biasanya mencapai 70%-80%. Dari besaran tersebut, belanja iklan digital mencapai 60%-70% sementara sisanya dipergunakan untuk belanja iklan non digital 30%-40%.

"Tren iklan digital akan terus tumbuh, sebab hampir semua pelaku e-commerce menggunakan jalur digital sebagai bagian dari branding mereka," katanya, Rabu (6/1/2016).
Sebenarnya, strategi beriklan bagi suatu perusahaan sangat bergantung pada usia perusahaan itu sendiri. Lokasi juga menjadi penentu, tergantung produk yang dia jual.

Ia memberi contoh, untuk perusahaan yang sudah berusia tiga sampai empat tahun strategi pemasarannya akan full ke jalur digital. Sedangkan untuk perusahaan yang masih relatif muda, biasanya separuh anggaran akan digunakan untuk jalur non digital seperti media cetak dan billboard. Sebab strategi awalnya mereka harus mengenalkan perusahaan ke awak luas demi mengejar ketertinggalan dari pesaingnya.

"Sebut saja contohnya mataharimall.com, strategi mereka cenderung bermain ke non digital bahkan lewat televisi. Ini demi mengejar ketertinggalan mereka, sementara jalur non digital mulai dihindari oleh sebagian pelaku usaha. Sebab belum terukur dan efektivitasnya dipertanyakan," tutur dia.

Head of Offline Marketing Mataharimall.com Regan Dwinanda mengatakan pihaknya mengalokasikan dana yang cukup untuk iklan di tahun ini, kalau dibandingkan sebenarnya AdEx MatahariMall.com sejak tahun lalu bukan yang terbesar dibandingkan dengan eCommerce lain.

"Kami percaya konsumen Indonesia sudah sangat selektif untuk memilih-milih media yang akan mereka konsumsi, konten dan pemilihan media yang tepat merupakan key success factor yang lebih penting dibandingkan dengan budget yang besar," katanya.

Meski tidak menjelaskan secara rinci, namun Regan mengakui pihaknya menyesuaikan belanja sesuai dengan pasar yang dituju. "Masyarakat Indonesia masih dikategorikan sebagai masyarakat offline, kami melihat ruang itu masih memberikan pengaruh yang signifikan. Namun kami juga melihat penetrasi internet yang luar biasa memberikan pengaruh terhadap penggunaan media online, sehingga kami juga berinvestasi pada media online tersebut."

Kepala Komunikasi Tiket.com Gaery Undarsa mengungkapkan porsi belanja iklan digital tahun ini sama dengan tahun lalu sebesar 50% dan sisanya diarahkan untuk iklan non digital seperti above the line (ATL), public relation (PR) dan activation.

"Kami merasa dengan porsi iklan digital sebanding dengan non digital cukup efektif terhadap target bisnis perusahaan di tahun lalu. Makanya untuk tahun ini kami memutuskan porsinya sama," kata Gaery.

Daniel memprediksi, pada tahun ini secara industri belanja iklan digital akan meningkat 30% dari realisasi tahun lalu sekitar US$200 juta. Kenaikan anggaran tersebut sejalan dengan sejumlah aksi suntikan modal dari investor ke kantong pelaku e-commerce menjelang akhir tahun lalu.

Ambil contoh, Bhinneka.com, situs belanja khusus barang elektronik, di bulan November 2015 mendapat kucuran dana segar dari perusahaan modal ventura lokal Ideasource sebesar Rp300 miliar. Bukalapak.com dan Bobobobo.com juga mendapat suntikan sebesar hingga ratusan miliar dari anak usaha PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (Grup EMTEK) pada awal tahun lalu. Dana yang didapat oleh Bobobobo.com sebanyak Rp20 miliar pada awal sementara Bukalapak hanya membeberkan nilainya mencapai ratusan juta rupiah.

Sumber: Bisnis
Tags: