Rupiah fokus ke rapat Federal Reserve Unknown Rabu, 18 November 2015
Mengantisipasi keputusan tingkat suku bunga Bank Indonesia (BI) atau BI rate, menyebabkan rupiah bergerak flat. Dan akhirnya di pasar spot, Selasa (17/11) kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) menguat tipis 0,02% menjadi 13.746.
Namun kurs tengah rupiah di BI tergerus 0,15% menjadi 13.711.
Agus Chandra, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures, mengatakan, para pelaku pasar telah mengantisipasi keputusan BI rate yang bertahan di angka 7,5%.
Sedangkan bulan depan, Agus melihat, ada peluang BI rate naik seiring kenaikan suku bunga Bank Sentral AS alias Federal Reserve (The Fed). Ini menjadi sentimen utama yang menggerakkan rupiah hingga akhir tahun.
Sebelumnya, rupiah sempat tertekan lantaran isu keamanan di Prancis. Setelah ada teror kota Paris, para investor mengalihkan investasi mereka ke instrumen yang lebih aman, yakni dollar AS. Kenaikan permintaan USD akhirnya menyeret rupiah.
Hari ini Agus menduga, para pelaku pasar akan fokus pada pengumuman inflasi AS bulan Oktober, yang diprediksi naik menjadi 0,2%, dibandingkan sebelumnya minus atau deflasi sebesar 0,2%.
Jika hasilnya sesuai proyeksi, nilai tukar rupiah berpotensi melemah.
Reny Eka Putri, Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri Tbk menambahkan saat ini sentimen eksternal lebih kuat. Hasil notulensi rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada Kamis (19/11) akan memberikan sinyal terkait rencana kenaikan suku bunga The Fed.
Hari ini, Reny memprediksi, rupiah bergerak di rentang Rp 13.680 sampai Rp 13.795. Prediksi Agus, rupiah mondar-mandir di Rp 13.600-Rp 13.800 per dollar AS.
Sumber: Kontan