Perekonomian negara ini tengah merosot dalam beberapa tahun
terakhir. Inflasi negara yang terletak di benua Afrika ini terus meningkat
hingga mencapai 2,2 juta persen, yang menjadi tingkat inflasi tertinggi di
dunia.
Akibat inflasi yang tinggi tersebut, bank sentral Zimbabwe
sudah mengeluarkan 4 versi mata uang sampai sekarang. Terakhir kali bank
sentral Zimbabwe mengeluarkan pecahan $ 100,000,000,000,000 (100 triliun dolar)
yang menjadi uang dengan nominal terbesar di dunia.
Untuk pergi ke pasar saja, masyarakt Zimbabwe harus membawa
uang dengan nominal milyaran hingga triliunan untuk membeli kebutuhan pokok.
Kini pemerintahan Zimbabwe memutuskan untuk menonaktifkan mata
uang lokal, dan pada saat bersamaan meresmikan sistem penggunaan mata uang
asing selama periode hiperinflasi, seperti dilansir dari Bloomberg.
Warga Zimbabwe bisa menukarkan uang tunai hingga 175
kuadriliun dolar Zimbabwe (Z$175.000.000.000.000.000) untuk US$5 (Rp 66.500).
"Langkah ini telah tertunda untuk waktu yang sangat
lama. Kami tidak bisa memiliki dua sistem mata uang yang berbeda. Oleh karena
itu kita harus menjaga integritas sistem penggunaan mata uang berbeda-beda atau
dolarisasi di Zimbabwe," kata Gubernur Bank Sentral John Mangudya.
Dengan sistem ini, warga Zimbabwe memiliki waktu sampai
akhir September untuk menukarkan mata uang dolar lokal ke dolar Amerika Serikat
atau mata uang Afrika Selatan, Rand.
Akibat hiperinflasi di Zimbabwe banyak barang-barang pokok menjadi langka, toko-toko harus mengubah harga barang mereka beberapa kali
sehari. Uang kertas terakhir yang dicetak oleh Zimbabwe bernilai Z$100 miliar,
yang masih belum cukup untuk membeli tiket bus.
Tags: saham online, investasi saham, trading saham online, trading saham indonesia
Tags: saham online, investasi saham, trading saham online, trading saham indonesia